My Diary.
to Share my Life Events

Pentingkah pendidikan prasekolah?


“At the end of the day, the most overwhelming key to a child's success is the positive involvement of parents.”
(Jane D. Hull)

Apakah pendidikan anak pada masa prasekolah itu penting? Apakah hal tersebut dapat mempengaruhi masa depan mereka? Jawaban dari semua hal itu merupakan sesuatu yang krusial sekali. Beberapa psikolog menyatakan bahwa pendidikan pra sekolah sangatlah mempengaruhi mental dan juga psikis anak untuk kedepannya. Pendidikan prasekolah sangatlah penting karena pendidikan tersebut mendidik anak dalam menghadapi beberapa hal yang dibutuhkan dalam membentuk pribadi yang sehat untuk mereka. Marilah kita melihat defenisi dari Anak Prasekolah

Yang dimaksudkan dengan anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun menurut Biechler dan Snowman (1993). Mereka biasanya mengikuti program prasekolah dan kindergarten. Sedangkan di Indonesia, umumnya mereka mengikuti program Tempat Penitipan Anak (3 bulan -5 tahun) dan Kelompok Bermain (usia3 tahun), sedangkan pada usia4-6 tahun biasanya mereka mengikuti program Taman Kanak-Kanak.



Masa prasekolah dapat merupakan masa-masa bahagia dan amat memuaskan dari seluruh masa kehidupan anak. Untuk itulah kita perlu menjaga hal tersebut berjalan sebagaimana adanya. Janganlah memaksakan sesuatu karena diri kita sendiri dan mengharapkan secara banyak dan segera, maupun mencoba untuk melakukan hal-hal yang memang mereka belum siap. Suatu hal yang tidak mudah untuk mengajari anak untuk berhitung, membaca ataupun menulis pada masa-masa pertama kehidupannya.

Masa prasekolah adalah masa pertumbuhan. Masa-masa ini adalah masa menemukan orang seperti apa anak tersebut, dan teknik apakah yang bisa cocok dalam menghadapinya. Masa prasekolah adalah masa belajar, tetapi bukan dalam dunia dua dimensi (pensil dan kertas) melainkan belajar pada dunia nyata, yaitu dunia tiga dimensi. Dengan perkataan lain, masa prasekolah merupakan time for play.

Ciri Anak Prasekolah atau TK – Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial, dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi. Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anakdalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma- norma kehidupan bermasyarakat.
Dalam proses perkembanganya ada ciri-ciri yang melekat dan menyertai periode anak tersebut. Menurut Snowman (1993 dalam Patmonodewo, 2003) mengemukakan ciri-ciri anak prasekolah (3-6 tahun) yang biasanya ada TK. Ciri-ciri anak TK dan prasekolah yang dikemukakan meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif.
1)      Ciri Fisik Anak Prasekolah Atau TK.
Penampilan maupun gerak gerik prasekolah mudah dibedakan dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumnya. Anak prasekolah umumnya aktif. Mereka telah memiliki penguasaan atau kontrol terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri. Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang cukup, seringkali anak tidak menyadari bahwa mereka harus beristirahat cukup. Jadwal aktivitas yang tenang diperlukan anak.
2)      Ciri Sosial Anak Prasekolah atau TK
Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat, tetapi sahabat ini cepat berganti, mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain dengan teman. Sahabat yang dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang sahabat dari jenis kelamin yang berbeda.
Anak lebih mudah seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar. Parten (1932) dalam social participation among praschool children melalui pengamatannya terhadap anak yang bermain bebas di sekolah, dapat membedakan beberapa tingkah laku sosial:
a)      Tingkah laku unoccupied anak tidak bermain dengan sesungguhnya. Ia mungkin berdiri di sekitar anak lain dan memandang temannya tanpa melakukan kegiatan apapun.
b)      Bermain soliter anak bermain sendiri dengan menggunakan alat permainan, berbeda dari apa yang dimainkan oleh teman yang berada di dekatnya, mereka berusaha untuk tidak saling berbicara.
c)      Tingkah laku onlooker anak menghasilkan tingkah laku dengan mengamati. Kadang memberi komentar tentang apa yang dimainkan anak lain, tetapi tidak berusaha untuk bermain bersama.
d)     Bermain pararel anak-anak bermain dengan saling berdekatan, tetapi tidak sepenuhnya bermain bersama dengan anak lain, mereka menggunakan alat mainan yang sama, berdekatan tetapi dengan cara tidak saling bergantung.
e)      Bermain asosiatif anak bermain dengan anak lain tanpa organisasi. Tidak ada peran tertentu, masing-masing anak bermain dengan caranya sendiri-sendiri.
f)       Bermain Kooperatif anak bermain dalam kelompok di mana ada organisasi. Ada pemimpinannya, masing-masing anak melakukan kegiatan bermain dalam kegiatan, misalnya main toko-tokoan, atau perang-perangan.
3)      Ciri Emosional Anak Prasekolah atau TK
Anak TK cenderung mngekspreseikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut.
Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka seringkali memperebutkan perhatian guru.
4)      Ciri Kognitif Anak Prasekolah atau TK
Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa. Sebagian dari mereka senang berbicara, khususnya dalam kelompoknya, sebaiknya anak diberi kesempatan untuk berbicara, sebagian dari mereka dilatih untuk menjadi pendengar yang baik.
Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi, minat, kesempatan, mengagumi dan kasih sayang. Ainsworth dan Wittig (1972) serta Shite dan Wittig (1973) menjelaskan cara mengembangkan agar anak dapat berkembang menjadi kompeten dengan cara sebagai berikut:
a)      Lakukan interaksi sesering mungkin dan bervariasi dengan anak.
b)      Tunjukkan minat terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan anak.
c)      Berikan kesempatan kepada anak untuk meneliti dan mendapatkan kesempatan dalam banyak hal.
Berikan kesempatan dan dorongan maka untuk melakukan berbagai kegiatan secara mandiri.
a)        Doronglah anak agar mau mencoba mendapatkan ketrampilan dalam berbagai tingkah laku.
b)       Tentukan batas-batas tingkah laku yang diperbolehkan oleh lingkungannya.
c)        Kagumilah apa yang dilakukan anak.
d)       Sebaiknya apabila berkomunikasi dengan anak, lakukan dengan hangat dan dengan ketulusan hati.


Setelah kita melihat definisi dan ciri dari anak prasekolah. Apakah ada muncul dibenak anda bahwa hal-hal tersebut merupakan hal yang krusial dalam membentuk mereka? Apa yang harus kita lakukan sebagai orang dewasa agar dapat membantu membentuk mereka menjadi pribadi yang sehat dan berguna untuk masyarakat kedepannya. Hal-hal tersebut berupa Bagaimana anak bereaksi terhadap hal‑hal rutin. Bagaimana anak berperilaku pada saat perpindahan dari satu kegiatan ke kegiatan lain, periode tenang dan periode aktif, periode kegiatan kelompok dan periode kegiatan perorangan. Amati anak saat berpisah dengan orangtua, makan, menggunakan toilet, berpakaian, mencuci tangan, dan beristirahat.

Jadi Apakah pendidikan tersebut penting menurut anda?

Unknown Unknown Author

Apa itu test?




Didalam hidup kita, terutama ketika kita sedang sekolah pada dulunya. Pernahkah setelah mempelajari mengenai sesuatu dan diumumkan oleh guru mengenai ujian yang akan diadakan secepat mungkin? Tanpa perlu anda jawab, tentu jawabannya pasti “Iya”. Kenapa saya bisa menebak hal tersebut? Sebenarnya hal tersebut bukanlah sesuatu hal yang sangatlah menakjubkan untuk dapat ditebak. Tujuan dilakukanlah Ujian tersebut merupakan sesuatu yang diperuntukkan agar dapat mengetahui batas pemahaman kita mengenai sesuatu. Ujian juga dapat disebut dengan tes. Tes pada hakikatnya adalah serangkaian pertanyaan atau tugas yang harus dijawab atau dikerjakan oleh pserta didik yang hasilnya digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik. Sebagai alat pengukuran dalam evaluasi, tes memberikan data kuantitaif.
Tujuan Tes
Tes bukanlah hanya sesuatu yang dilakukan untuk kesenangan. Mungkin ada yang berpikir “Kenapa tes perlu dilakukan? Apakah guru hanya ingin menyiksa kita?”. Hal-hal tersebut merupakan hal-hal yang dipikirkan oleh seseorang yang awam mengenai makna dan tujuan dari tes itu sendiri. Tujuan tes dalam pembelajaran adalah menyediakan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian dalam proses pembelajaran, sehingga dapat diambil keputusan menganai tindak lanjut apa yang harus dilakukan terhadap peserta didik.


Setelah kita mengerti mengenai tujuan dan difinisi dari tes yang telah dijabarkan. Jadi sebenarnya tujuan dan fungsi dari tes itu sebenarnya apa? Apa fungsi diadakannya sebuah test?. Fungsi dari tes itu sendiri adalah
1.            Tes Formatif (Formative Test)
Diberikan secara periodik untuk memantau kemajuan belajar peserta didik selama ptoses pembelajaran berlangsung dan untuk memberi umpan balik (feed back) guna penyempurnaan programpembelajaran. Digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yg memerlukan perbaikan agar pembelajaran menjadi lebih baik. Tes formatif umumnya mengacu pada suatu kriteria sehingga sering disebut Tes Acuan Kriteria (Criterion Referenced Test)
2.      Tes Penempatan (Placement Test)
Diberikan pada awal tahun pelajaran sebagai proses untuk mengukur kesiapan peserta didik dan mengetahui tingkat pengetahuan yang dicapai sehubungan denngan program pembelajaran yang akan ditempuh. Maksud tes ini adalah untuk menempatkan peserta didik sesuai tingkat pengetahuan yang dicapai atau dimiliki. Tes ini disebut juga Tes Acuan Norma (Norm Referenced Test) karena mengacu pada morma tertentu.
3.      Tes Diagnostik (Diagnostic Test)
Bertujuan untuk mendiagnosis kesulitan belajat paserta didik dan mengupayakan perbaikannya. Tes diagnostik memerlukan sejumlah soal yang bervariasi dan difokuskan pada pokok-pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang diperkirakan melupakan kesulitan siswa. Tujuannya untuk memperoleh informasi bagian-bagian tertentu dari suatu pokok bahasan yang belum dikuasai oleh peserta didik. Atas dasar informais tsb maka dapat diupayakan perbaikan (remidial) oleh guru.
4.      Tes Sumatif (Summative Test)
Biasanya diberikan pada akhir tahun ajaran atau akhir suatu jenjang pendidikan. Test ini bertujuan untuk memberikan nilai yang menjadi dasar untuk mengambil keputusan apakah siswa dapat dinyatakan lulus atau tidak. Ruang lingkup tes sumatif harus luas dan mencakup seluruh bahan yang diprogramkan sepanjang tahun atau sepanjang jenjanng pendidikan. Tingkat kesukarannya pun perlu bervariasi.
5.      Tes seleksi
Tes ini berujuan untuk memilih atau menyaring peserta didik yang memiliki prestasi yang cukup tinggi. Biasanya digunakan untuk sekesi masuk perguruan tinggi, penerimaan beasiswa, dll. Tes seleksi harus memiliki tingkat kesukaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan tes prestasi belajar. Tes seleksi harus berada di tingkat atas kesukaran rata-rata dari soal tes sumatif.

Setelah kita melihat mengenai test. Kita akan melewati tahap berikutnya yaitu, Evaluasi. Apa maksud dari evaluasi itu sendiri? Evaluasi adalah proses dimana hasil kerja kita dipertimbangkan, diteliti, ditelaah, dan juga diproses. Dalam proses evaluasi data dari tes akan dipakai untuk menjadikan input kedalam suatu sistem yang kemudian akan menghasilkan output berdasarkan tes yang telah dilakukan. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu : input, transformasi dan output. Nah, jadi apa sebenarnya fungsi dan maksud dari Evaluasi itu sendiri?
Evaluasi memiliki beberapa fungsi yaitu ;
  • ·         Fungsi selektif
  • ·         Fungsi diagnostic
  • ·         Fungsi penempatan
  • ·         Fungsi keberhasilan

Maksud dari dilakukannya evaluasi adalah ;

  • ·         Perbaikan system
  • ·         Pertanggungjawaban kepada pemerintah dan masyarakat
  • ·         Penentuan tindak lanjut pengembangan.


Menurut Mantra (1997), evaluasi secara umum dibedakan atas :
  • ·         Evaluasi formatif yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat merencanakan suatu program dengan tujuan menghasilkan informasi yang akan dipergunakan untuk mengembangkan program agar program sesuai dengan masalah atau kebutuhan masyarakat.
  • ·         Evaluasi proses adalah proses yang memberikan gambaran tentang apa yang sedang berlangsung dalam suatu program dan memastikan keterjangkauan elemen fisik dan struktural dari program tersebut.
  • ·         Evaluasi sumatif yaitu memberikan pernyataan efektif suatu program selama kurun waktu tertentu dan dimulai setelah program berjalan.
  • ·         Evaluasi dampak program yaitu menilai keseluruhan efektifitas program dalam menghasilkan target sasaran.
  • ·         Evaluasi hasil yaitu menilai perubahan-perubahan atau perbaikan dalam hal morbiditas, mortalitas atau indikator status kesehatan lainnya untuk sekelompok penduduk tertentu.


Manfaat Evaluasi Pembelajaran
  • ·         Ada tujuan juga pasti ada manfaat, berikut ini manfaat dari dilakukannya evaluasi pembelajaran.
  • ·         Kurikuler, sebagai pengukur apakah tujuan mata pelajaran telah tercapai atau belum.
  • ·         Instruksional, sebagai alat ukur apakah proses belajar mengajar telah berjalan sesuai rencana.
  • ·         Placement, melakukan penempatan yang sesuai kepada siswa tentang pembelajaran yang sesuai dengan minat dan bakatnya
  • Diagnostik, sebagai alat diagnostik untuk mengetahui kelemahan siswa dan memberikan solusi penyembuhan atau penyelesaian kepada siswa-siswa yang mengalami kesulitan. 
  • Administratif BP, sebagai input bagi bagian BP untuk membantu mengarahkan siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar.






Unknown Unknown Author

Bimbingan dan konseling?




Ketika kita hidup dalam kehidupan kita sehari-hari. Pernahkah kita berpikir bahwa kita sedang mengalami kesulitan dan membutuhkan bantuan? Pernahkah kita bertanya kepada diri kita sendiri apa yang sebenarnya harus kita lakukan? Alasan-alasan tersebut merupakan penyebab mengapa bimbingan dan konseling itu ada. Ketika kita sedang membutuhkan bantuan yang sangatlah penting dan krusial. Apakah hanya seorang teman dapat menolong kita? Mungkin dalam beberapa kasus kita akan berpikir bahwa teman kita dapat membantu kita menghadapi kesulitan itu. Tetapi apakah saran yang diberikan olehnya tepat dalam menangani masalah anda? Dibutuhkannya sebuah tenaga ahli untuk dapat mengerti akar maupun dasar dari permasalahan anda dan itulah penyebab mengapa bimbingan dan konseling dibutuhkan. Sebelum kita membahas mengenai bimbingan dan konseling. Kita akan menjabarkan definisi mereka terlebih dahulu


Bimbingan
Dalam mendefinisikan istilah bimbingan, para ahli bidang bimbingan konseling memberikan pengertian yang berbeda-beda. Meskipun demikian, pengertian yang mereka sajikan memiliki satu kesamaan arti bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan. Sebenarnya apakah tujuan dari bimbingan? Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Bimbingan juga merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.


Konseling
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antarab dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang.
konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.


Setelah kita melihat arti dari bimbingan dan konseling. Apakah kita mengetahui fungsi dari bimbingan dan konseling? Berikut beberapa fungso menurut Nasution (1992) mengenai bimbingan konseling:
Fungsi pencegahan Maksud dari fungsi pencegahan adalah bahwa bimbingan konseling merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam hal ini BK membantu anak didiknya untuk agar terhindar dari masalah yang dapat menghambat perkembangan mereka.
Fungsi penyaluran Dalam pendidikan bimbingan konseling berfungsii sebagai penyaluran maksudnya adalah bahwa bimbingan konseling berfungsi untuk menyalurkan bakat dan minat anak supaya bisa menghasilkan prestasi yang sebaik-baiknya.
Fungsi penyesuaian Maksud dari bimbingan konseling berfungsi sebagai penyesuaian adalah bahwa pelayanan bimbingan dan penyuluhan berfungsi membantu terciptanya penyesuaian antara siswa dengan lingkungannya. Dalam paparan diatas dapat di katakan bahwa bimbingan konseling sebagai penyesuaian  maksudnya adalah bimbingan konseling harus mampu menyesuaikan murid dengan lingkungannya yaitu lingkungan sekolah dan sebagai penyesuaian dalam mengembangkan program pendidikan yang sesuai dengan keadaan siswa.


Fungsi fungsi yang telah dijabarkan merupakan fungsi-fungsi umum yang dapat kita lihat secara langsung dalam bimbingan konseling. Setelah melihat fungsi dari bimbingan konseling, marilah kita melihat tujuan bimbingan dan konseling dalam lingkungan sekolah. Tujuan adanya bimbingan dan konseling di lingkungan sekolah adalah agar siswa:
  • Memiliki kesadaran diri, yaitu menggambarkan penampilan dan mengenal kekhususan yang ada pada dirinya.
  • Dapat menegembangkan sikap positif, seperti menggambarkan orang-orang yang mereka  senangi.
  • Membuat pilihan secara sehat
  • Mampu menghargai oranglain
  • Memiliki rasa tanggung jawab
  • Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi
  • Dapat menyelesaikan konflik
  • Dapat membuat keputusan secara efektif


Dalam aspek tugas perkembangan belajar, layanan bimbingan konseling membantu siswa agar.
  • Dapat melaksanakan keterampilan atau teknik belajar secara efektif
  • Dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan
  • Mampu belajar secara efektif
  • Memiliki keterampilan dan kemampuan dalam menghadapi evaluasi/ ujian


Dalam aspek tugas perkembangan karier, layanan dan bimbingan konseling membantu siswa agar:
  • Mampu membentuk identitas karier, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan didalam lingkungan kerja
  • Mampu merencanakan masa depan
  • Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier. Mengenal keterampilan, kemampuan, dan minat.





Unknown Unknown Author